Rabu, 01 Juni 2011

Budidaya ikan koi

Ikan Koi


Status konservasi: Aman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : C. carpio
Nama binomial : Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758)

Budaya Abad Lampau

Menurut sejarahnya, orang Cina-lah yang per-tama kali menernakkan ikan karper, yaitu sekitar tahun 1300-an. Jika kemudian diberitakan koi mulai ngetop dan diklaim sebagai "produk" Jepang tentu ada alasannya.

Pusat pembenihan koi di Jepang terdapat di daerah pegunungan Ojiya, Niigata. Daerah ini ter-kenal sebagai penghasil karper, karena penduduk di Ojiya banyak membudidayakan karper untuk

Jauk mereka sewaktu musim panas. Pada waktu mu-sim dingin, mereka tidak mungkin lakukan karena daerah tersebut tertutup salju. Sebelum cuaca men-jadi dingin, karper tersebut akan menempati kolam-kolam di dalam rumah, dan begitu melewati musim dingin karper tersebut menjadi lauk bagi penduduk Ojiya.

Melalui suatu pembudidayaan Selama bertahun-tahun, akhirnya diperoleh strain yang berwarna merah atau biru cerah. Itulah yang menjadi titik awal yang menyemangati mereka untuk kemudian mencoba-coba menghasilkan strain-strain yang lebih indah. Akhirnya pada tahun 1870 didapatkan-lah Kohaku (merah dan putih), menyusul pada tahun 1910 Shiroutsiiri (putih dan hitam) dan Kinutsuri (kuning dan hitam), garis keturunan mulai tampak dan merupakan suatu yang tidak bisa di-pungkiri.

Tahun 1930, mulailah ditemukan karper warna dengan garis yang lain. Jika pada awal mulanya hanya satu warna, kemudian menyusul penemuan koi dua dan tiga warna. Adapun koi-koi cantik yang mulai dikenal adalah Showa Sanke (merah, putih dan hitam). Selain itu muncul juga koi dengan corak lain seperti Kinrin (sisik emas), Ginrin (sisik perak), dan Ogon (emas).

Pada tahun 1904, Jerman mengirimkan koi dengan sisik yang tidak lengkap dan bahkan yang tidak bersisik sama sekali, sebagai hadiah kepada

Jepang. Mereka lantas menernakkan koi Jerman ini dengan tipe sisik standar untuk koi, dan hasilnya melengkapi keanekaragaman dasar variasi pada sisik koi. Jika koi warna-warni Jepang dikenal sebagai Nishikigoi, maka koi Jerman ini populer dengan sebutan Doitsugoi (koi jerman). Dalam bahasa Jepang, Nishiki mengandung makna kain yang berane-ka warna, sedangkan goi artinya tidak lain adalah karper. Akan halnya Nishikigoi yang akhirnya populer dengan nama koi.

Tanda Cinta sang Kaisar

Majalah Tropical Fish Hobbiest edisi September 1988, memuat tentang asal-usul kata Nishikigoi. Menurut Sejarah Cina, ketika anak laki-laki tertua dari Kong-zi lahir pada 533 SM, penguasa kerajaan Lu memberinya ikan sebagai hadiah ulang tahun. Ikan itu konon yang kita sebut koi sekarang ini. Kata koi, menurut cara penulisan Jepang, memang bisa menimbulkan dua makna yang berbeda. Makna pertama adalah ikan, sedang makna kedua adalah menjadi murni atau sempurna. Dari kedua makna ini, koi bisa diartikan sebagai ikan yang mempunyai garis rapi dan teratur pada sisik di badannya. Dengan lain perkataan, koi merupakan ikan yang benar-benar sangat menguntungkan dan sangat ideal untuk seni.

Cina ternyata mempunyai buku, yang diper-caya sebagai buku pertama dan tertua yang mengu-pas tentang koi, yang bernama Yogyokyo. Tata cara pembudidayaan koi, dan semua jenis koi dikupas dalam buku tersebut. Dalam buku tersebut diurai-kan juga tentang koi yang berwarna-warni seperti merah, biru, hitam, putih, dan kuning.

Dengan kata lain terdapat rahasia yang masih tersimpan dalam buku koi yang ditulis orang Jepang, seperti Hitachi-fudoki atau Nishonshoki.

Dalam bahasa Jepang antara carp dan love (cinta) mempunyai cara pengucapan yang sama -koi! Dalam buku Nishonshoki terdapat cerita yang menarik ten-tang kata koi ini. Ketika kaisar Kejkou pergi ke Pro-pinsi Mino pada Februari 94, ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak perempuan Pange-ran Yasakairihiko Otohime. Ketika mendengar ke-inginan kaisar Kejkou, sang putri menolak dan lari masuk ke dalam hutan. Namun kaisar Kejkou tidak kekurangan akal, untuk menarik perhatian pujaan hatinya, ia mengambil ikan yang baru didatangkan dari Cina yang ada di kolam penginapannya dan mengadakan jamuan makan ikan. Anehnya sang putri yang semula menolak akhirnya keluar hutan dan menemui dia. Mereka saling jatuh cinta yang dalam bahasa Jepang disebut koi. Dari cerita ini orang lantas menyebut koi untuk ikan yang dipakai sang kaisar guna memikat pujaan hatinya.

Bagaimana dengan nama Nishikigoi, adakah cerita yang menarik sebelum nama itu melekat dan dikenal untuk menyebut karper warna-warni ini? Dulu orang menyebut koi dengan nama yang ber-beda-beda, misalnya saja mayogoi (karper yang berpola bagus), hanagoi (karper kembang), echigo no kawarigoi (karper unik dari Echigo), irogoi (karper warna), dan madarigoi (karper totol). Adalah Kei-Abe, teknisi di Pusat Penelitian Perikanan Niiga-ta yang meneliti dan mengembangkan koi, memberi-nya nama ketika pertama kali taisho sanshoku di-produksi di Takezawa-mura pada tahun 1918. Pada waktu itu nama ini tidak populer di kalangan masya-rakat.

Ada dua versi yang dipercaya sebagai asal-muasal kata Nishikigoi dikenal luas. Pertama, kata ini mulai dikenal ketika seorang kapten singgah di pusat pembenihan koi setelah usai perang dunia kedua. Saking laparnya ia minta irogoi (karper warna) untuk mengisi perutnya, yang kemudian di-bingungkan dengan kata irokoi yang dalam bahasa Jepang mengandung makna nafsu seksual. Dari sini kemungkinan kata Nishikigoi mulai dikenal luas. Cerita kedua adalah ketika Francis Burgoa, kepala markas besar tentara Sekutu mengadakan peninjau-an di pusat pembenihan koi di Yamakoshi setelah perang dunia kedua. Sejak saat itu kemungkinan kata Nishikigoi mulai populer. Dan tentunya kata Nishikigoi hanya untuk menyebut ikan yang ber-warna-warni dan bukannya yang satu warna.

Koi Lemah Lembut dan Jinak



Tidak ada bos dalam kelompok koi, dan tidak ada seekor pejantan kasar yang mengganggu koi betina. Sebagai penghuni lama, koi tidak akan me-nyiksa koi pendatang baru. Koi sangat lemah lembut.

Koi juga jinak. Jika kita memiliki koi dan telah terbiasa akrab dengannya, kita bisa memberinya makan dengan tangan kita. Koi akan menghampiri dan menyantap makanan yang kita sodorkan tanpa tergesa-gesa. Bahkan Jika kita berikan makanan agak ke sebelah atas permukaan air, koi mau mengeluar-kan moncongnya menyantap makanan tersebut. Seperti halnya memelihara anjing atau kucing, kita bisa memberi nama pada koi. Koi ini akan mende-kat ketika dipanggil namanya. Bahkan ada koi yang mau meminum kopi dari pemiliknya.

Ketika kita sedang dirundung suatu masalah, baik di kantor atau dengan anggota keluarga, kita bisa meluangkan waktu sejenak untuk mengamatidan bercanda dengan koi kesayangan kita. Dijamin masalah-masalah bisa hilang, atau paling tidak kita bisa merupakan sejenak masalah yang membebani kita.

Tidak Pemilih Terhadap Perawatnya

Pada umumnya sebuah hobi hanya milik per-orangan. Kalau seorang ayah mempunyai kegemaran memelihara burung, mungkin anggota keluarga yang lain tidak bisa ikut menikmati karena memang tidak tahu apa yang menarik dari burung tersebut. Tidak demikian halnya dengan koi. Memelihara koi dapat memberi kebahagiaan pada seluruh anggota keluarga. Bahkan tidak jarang sebuah keluarga yang memelihara koi menganggap koi sebagai salah satu anggota keluarganya juga. Dengan demikian, masalah makan ikan dan kebersihan tempatnya akan sangat mereka perhatikan sekali.

Seekor koi yang dibeli dan dipelihara oleh si anak atau seekor koi yang dibeli oleh si ibu dapat menjadi kesenangan bagi ayah atau saudara mereka, dan masing-masing koi tersebut dapat hidup damai dalam kolam yang sama. Kalau sudah begitu, bisa! saja suatu saat sang istri sedang memberi makan koi atau membersihkan kolam koi, sedangkan suaminyai memperlihatkan kepada temannya koi-koi kesayang-an mereka. Istri dan anak bisa menjadi tenaga yang potensial untuk turut merawat koi kesayangan I suami atau ayah mereka. Pernah suatu kali ketika ada perlombaan koi di Hawaii, seorang istri me-nangis gembira ketika koinya mengalahkan koi suaminya.

Mudah Menerima Makanan

Salah satu sebab mengapa koi mudah dipelihara adalah karena koi mudah menerima makanan apa saja. Tidak seperti halnya pada budidaya kodok. Kodok sulit dibudidayakan karena perilaku makan-nya sangat khusus. Sedangkan koi mau menerima berbagai jenis makanan baik berasal dari hewan ataupun bahan nabati (tumbuh-tumbuhan). Koi mau menerima daging, ikan, sayur-sayuran. Bahkan roti pun sudi menerimanya. Namun demikian untuk mendapatkan koi yang tumbuh sehat dengan warna yang memikat kita perlu memberi makan koi kita dengan makanan buatan yang merupakan campuran berbagai bahan-bahan nabati dan hewani dan juga vitamin-vitamin yang sangat positif terhadap pertumbuhan warna badannya.

Selain makanan buatan tersebut harus juga di-sediakan makanan alami seperti udang-udangan, cacing tanah, kepiting, dan siput. Perbandingan baban sayuran dengan bahan hewani berkisar 6 : 4. Yang paling gampang bagi kita adalah menggunakan makanan yang sudah siap pakai.

Jika kita ingin berekreasi dengan seluruh anggo-ta keluarga dan harus meninggalkan rumah Selama beberapa hari, maka kita bisa meninggalkan koi kita tanpa perlu khawatir. Yang harus diingat adalah, koi terbebas dari sergapan hewan pemangsa.

Koi Mudah Menyesuaikan Diri

Koi juga dikenal sebagai ikan yang gampang menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Ikan ini bisa menempati hampir semua tempat. Pada saat pemindahan, Jangan sampai koi mengalami perubahan secara mendadak. Kalau hal itu terjadi, kemungkinan koi akan menderita.

Beberapa peminat biasanya berkecil hati terlebih dulu bila hendak memelihara koi, karena mereka tidak memiliki cukup lahan di pekarangan.Ini suatu kekeliruan yang besar, karena koi tidak butuh tempat terlalu besar. Lahan seluas 3,3 m2 sudah cukup untuk memelihara ikan cantik ini. Malahan ada beberapa orang yang menempatkan koi pada kolam di balkon atau lantai atas sebuah loteng. Dengan tempat yang kecil, tentunya air harus diganti. Setiap hari. Dengan begitu, sebenarnya setiap orang bisa memelihara ikan ini jika mau.

Tentu saja dibutuhkan tempat yang lebih luas untuk menempatkan koi yang besar dan cantik. Setidaknya, sediakan kolam seluas 15-30 m2 dengan kedalaman ideal 1,2 m. Untuk mendapatkan kondisi yang bagus, kolam koi harus diperlengkapi dengan peralatan penyaringan dan drainase. Air yang digunakan cukup air tanah. Untuk menjaga kebersihannya, air dialirkan melewati unit filter dan kita tidak perlu harus mengganti setiap hari. Untuk kota-kota besar atau kota industri disarankan untuk tidak menggunakan air tanah. Air dari sini kemung-kinan besar sudah terpolusi. Untuk daerah tertentu di Jakarta, air laut sudah merasuk dan bercampur dengan air tanah. Untuk itu pemakaiannya perlu dipertimbangkan.

Koi Murah Namun Indah

Koi yang memenangkan kontes bisa terjual dengan harga hingga lebih dari 10 juta yen atau sekitar Rp 120 juta. Pada umumnya. orang beranggapan bahwa koi sebagai ikan hias yang harganya mahal.

Kendati demikian, seekor koi yang baru menetas hanya dijual seharga 5 atau 6 yen, sedangkan yang lebih besar bisa seratus hingga seribu yen. Kita dapat memilih koi yang bagus andai kita mempunyai mata jeli. Sebagaimana halnya pemijahannya yang gam-pang, akan mudah juga bagi kita untuk memelihara-nya. Dan dalam tempo singkat, kita bakal dapat me-nikmati keindahannya. Pilihlah anak yang bagus dan kita akan dapatkan koi yang hebat, yang bukan tidak mungkin bakal memenangkan kontes.

Bisa Menjadi Teman Seumur Hidup

Sekitar 15 tahun yang lalu, sangatlah sulit mempertahankan hidup koi terutama pada daerah yang mempunyai empat musim. Memasuki musim dingin biasanya koi akan "berguguran", karena tidak tahan dengan perubahan suhu yang mencapai beberapa derajat di bawah titik nol. Koi mudah mati sehingga tidak dapat dijadikan hewan peliharaan yang bisa bertahan sepanjang waktu.

Banyak di antara para pemelihara koi mencoba dan mempelajaxi agar koi mereka bisa bertahan hidup lebih lama. Beberapa problem yang sulit bisa mereka atasi, sehingga mereka bisa memelihara dan mempertahankannya tetap hidup. Usaha yang serius pada pembudidayaan koi memungkinkan kita untuk memiliki koi yang berumur panjang. Dan kita bisa menjadikan koi sebagai teman .etia sepanjang hidup. Tidak berat yang harus kita lakukan untuk itu, dan biasanya tidak terasa kalau kita sudah memelihara koi sampai puluhan tahun. Kuncinya hanyalan membersihkan kolam sebaik kita menjaga kebersihan lingkungan kita, dan merawat koi sebaik merawat diri sendiri.

Morfologi Koi

Sebagai "bentuk lain" dari ikan mas, pada da-sarnya hampir seluruh organ tubuh koi sama dengan ikan mas lauk tersebut. Hanya ada beberapa perbe-daan pokok seperti bentuk tubuh ideal, warna ideal, dan beberapa hal yang sifatnya sangat khusus.

Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Ada-pun sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuali sirip ekor. Sirip-sirip tersebut sangat penting bagi inereka untuk berpindah tempat. Ibarat manu-sia, ikan pun mempunyai kaki dan tangan. Sirip dada bisa diibaratkan sebagai tangan, sedangkan sirip perut sebagai kaki. Hanya bedanya dengan manusia, tangan dan kaki tidak baka) tumbuh lagi ketika patah (Jika tidak disambung), sirip-sirip pada ikan koi umumnya akan tumbuh Jika patah atau di-potong.

Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di-bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat apabila bere-nang. Selaput inilah yang sering dibabat habis para-sit dan penyakit sehingga sirip koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak.

Selain sirip sebagai sarana penggerak, koi juga mempunyai indera penciuman. Indera pencium ini berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas mulutnya, yang berguna untuk mencium makanan pada dasar kolam yang berlumpur. Dengan indera penciumnya ini, mereka mampu mendapatkan makanan dengan memisahkannya dari lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis. ini pula yang membedakannya dengan ikan maskoki, yang cikal bakalnya sangat mirip dengan mereka.

Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat gurat sisi (Linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.

Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama terletak di luar, dikenal sebagai lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah dan yang menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan badan ikan. Cairan ini melindungi per-mukaan badan atau menahan parasit yang menye-rang koi. Berbeda dengan lapisan epidermis, lapisan endodermis terdiri atas serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan urat-urat darah terdapat pada daerah ini. Di dalam lapisan ini juga terdapat sel warna yang sangat diperlukan sekali oleh koi. Sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara kontraksi memproduksi larutan dengan 4 macam seJ warna yang berbeda. Adapun keempat sel yang diproduksinya adaJah melano-phore (hitam), xanthophore (kuning), erythrophore (merah), dan guanophore (putih). Organ perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang erat dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna. Organ ini sangat reaktif sekali dengan
cahaya. Tem-patnya di antara lapisan epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak, dan terletak di bawah sisik.

Sisik koi mempunyai pertumbuhan yang unik. Pada sisik akan tergambar garis-garis yang bisa di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi. Kasus yang hampir sama dengan pohon jati, yang mana umurnya bisa ditentukan dengan melihat garis-garis lingkar pada batangnya. Demikian pula yang terjadi pada koi. Karena garis-garis ini begitu halusnya, maka untuk bisa memastikan yang hampir mendekafi kebenaran - diperlukan bantuan untuk melihat lebih jelas lingkaran-lingkaran yang terdapat pada sisik koi.

Untuk melihatnya, kita perlu merendam sisik tersebut dengan larutan Potasium hidroksida dengan konsentrasi 1—5% selama 24 jam. Setelah itu sisik dibersihkan dan dibasuh dengan air, dan dilihat di bawah mikroskop.

Fisiologi Koi

Setelah mengetahui bentuk morfologi koi, akan lebih lengkap Jika kita pun mengetahui bentuk fisiologinya. Koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan hidup pada perairan tawar. Mereka bisa hidup pada temperatur 8°C - 30°C. Oleh karenanya tidak heran bila koi bisa dipe-lihara di seluruh wilayah Indonesia tanpa kecuali, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan. Hanya saja seperti halnya ikan hias umumnya, koi tidak tahan Jika mengalami goncangan suhu yang drastis. Penurunan suhu hingga 5°C dalam tempo singkat sudah menyebabkan kelabakan. Jika tubuhnya diselimuti dengan lapisan berwarna putih, itu me-nandakan koi sakit. Jika suhu air turun hingga 7°C, biasanya koi akan beristirahat di dasar kolam, statis. Kadang-kadang koi masih bisa bertahan hidup pada suhu 2-3°C, tapi kebekuan air umumnya akan menyebabkan mereka menemui ajal, kecuali Jika dalam kolam tersebut dipasang alat sirkulasi yang mencegah terjadinya kebekuan.

Koi aslinya merupakan ikan air tawar, tapi masih bertahan hidup pada air yang agak asin. Sekitar 10 permil (10 /oo) kandungan garam dalam air masih bisa dipakai untuk hidup koi.

Makanan utama anak koi pertama kali adalah udang-udang renik seperti Daphnia. Sejalan dengan pertumbuhan badannya mereka lantas bisa mema-kan serangga air, jentik-jentik nyamuk, atau lumut-lumut yang menempel pada tanaman. Sebagai hewan yang tergolong omnivora, koi memakan segala seperti manusia. Mereka akan memburu sepotong makanan atau mengaduk-aduk lumpur untuk men-dapatkan makanan yang dibutuhkan. Karena tidak adanya gigi pada rahangnya, koi menyantap ma-kanannya dengan gigi-gigi pharynk yang ada di rong-ga mulutnya.

Jantan koi akan matang kelamin ketika umur-nya mencapai 2 tahun, sedangkan betina setahun lebih lambat yaitu ketika berumur 3 tahun. Mereka akan memijah setahun sekali. Musim kimpoinya pada bulan April hingga Juni. Berbeda dengan daerah yang mengalami empat musim, seperti Jepang, di-kabarkan koi kimpoi setahun sekali. Di Indonesia yang hanya terdiri dari dua musim, koi bisa berpijah sepanjang tahun.

Di kolam pemijahan mereka akan kimpoi pada jam 16.00 hingga pagi hari. Mereka akan meletak-kan telur-telurnya pada akar tanaman atau kakab-an. Frekuensi pemijahan dikabarkan sebulan sekali. Pembuahan terjadi di luar tubuh induk betina. Induk betina akan mengeluarkan telurnya ketika dikejar induk jantan, dan secepat itu pula induk jantan akan mengeluarkan sperma di atas telur-telur tersebut. Telur bersifat menempel dan bulat bentuk-nya. Ukuran dan banyaknya telur tergantung dari induknya. Diameter telur berkisar antara 2,1—2,6 milimeter. Ketika pertama kali keluar, telur ber-warna kuning cerah. Namun kemudian, warnanya berubah menjadi bening. Sekali memijah, seekor betina bisa menghasilkan telur 200.000-400.000 butir.

Suhu air mempengaruhi cepat lambatnya pene-tasan telur. Semakin tinggi suhunya akan semakin cepat telur menetas. Jika suhu air terlalu dingin biasanya telur tidak menetas, atau karena terlalu lama telur bisa terserang jamur. Pada suhu sekitar 25°C telur akan menetas dalam tempo 48—60 jam, sedangkan pada suhu 20 C telur baru akan menetas setelah 4 hari.

Pertumbuhan badan koi tergantung kepada suhu air, makanan, dan jenis kelamin. Tidak ada binatang lain yang mempunyai pertumbuhan yang tidak teratur (seragam) seperti halnya koi. Hanya dalam tempo lA tahun koi tumbuh sangat cepat menjadi 10 kali sama panjangnya dan seribu kali sama beratnya dengan pertambahan berat orang yang paling lambat sekalipun. Di bawah ini tersedia tabel pemantauan pertumbuhan koi, berat dan pan-jang badannya sejalan dengan umurnya.

Umumnya jantan koi tumbuh langsing, sedangkan betina membulat bentuk badannya. Sampai umur 2 tahun jantan tumbuh lebih pesat dibanding-kan betina. Namun setelah itu Sebaliknya, betina tumbuh lebih pesat daripada pasangannya. Koi bisa mencapai umur yang panjang, sekitar 70 tahun dan bisa dijadikan teman sepanjang hayat.

Berbagai koi bisa saja unik seperti halnya ikan maskoki. Seperti pernah diberitakan di Jepang, ada koi yang sirip-siripnya panjang yang kabarnya merupakan kimpoian antara ikan mas biasa dan koi. Ada koi yang cacat bawaan, misalnya saja sirip pung-gungnya tumbuh di sebelah (tidak sejajar dan lurus di punggung). Ada juga koi yang sirip ekornya ber-cabang tiga seperti maskoki. Ada juga yang bentuk-nya mirip maskoki betulan, hanya saja ukurannya lebih besar.

Seperti telah dijelaskan di atas, warna koi di-pengaruhi atau tergantung dari sel-sel warna. Namun begitu, ada semacam makanan yang mengandung karotin yang bisa merangsang pertumbuhan warna. Tentunya makanan ini tidak langsung membuat warna koi tumbuh tiba-tiba. Jika makanan demikian yang diharapkan, hingga sekarang belum ditemukan.

Organ Tubuh Koi

Mengetahui kendati serba sedikit organ tubuh koi, sangat penting bagi kita. Terlebih Jika kita hendak mengobati ikan dan mencari sebab-sebab serangan penyakit.

Seperti telah sedikit dijelaskan di atas, koi tidak mempunyai gigi pada rahangnya, melainkan gigi-gigi pharynk untuk menghancurkan makanan yang di-santapnya.

Di dalam air koi mampu mengenali makanan-nya dan bahkan mencarinya di antara lumpur dan kotoran, dikarenakan koi memiliki organ pencium yang sangat tajam. Organ pencium ini berupa 2 pasang kumis yang menghiasi mulutnya, yang juga sering disebut sebagai sungut. Sungut atau kumis ini begitu sensitif, dikarenakan bagian luarnya ter-diri dari sel-sel yang sangat sensitif.

Mulut koi lumayan besar dan uniknya dapat di-sembulkan. Letaknya di ujung moncong (terminal). Air bersama-sama makanan masuk melewati rongga mulut. Makanan yang kecil langsung ditelannya, dan air keluar lewat lubang insang setelah sebelumnya oleh keping-keping insang oksigen dalam air di-serap. Makanan masuk ke dalam kerongkongan yang sangat lebar, tapi pendek. Dari kerongkongan makanan dibawa langsung ke usus yang panjangnya sekitar 5 kali panjang tubuh.

Di dalam tubuh koi juga terdapat gelembung renang yang berguna bagi koi untuk mengatur keseimbangan tubuhnya di dalam air. Oleh karenanya sering maskoki yang terganggu gelembung renang-nya akan bergerak tidak normal. Karena letak gelembung renang ini di dekat usus, tentu saja makanan yang bisa mengembang dengan mudah dan me-nyebabkan usus penuh akan menggencet gelembung renang ini.

Di depan sirip anus terdapat lubang anus yang mempunyai berbagai fungsi. Pada lubang anus ini se-sungguhnya terdapat juga lubang peranakan yang berhubungan dengan gonade yang menghasilkan sperma pada jantan dan sel telur pada betina. Selain itu ada juga lubang kencing dan lubang kotoran. Mengingat 3 saluran dalam satu lubang - yang tentu saja satu sama lain sangat berdekatan - bisa diduga apabila ada ketidakberesan pada sebuah organ akan menyebabkan organ yang lain terganggu. Misalnya saja kotoran yang banyak mengandung serat dan rendah kandungan airnya akan susahkeluar. Keada-an ini akan berpengaruh pada induk-induk yang sedang dikimpoikan


Warna Koi
Warna koi yang dianggap bagus adalah yang benar-benar cemerlang. Artinya Jika dalam seekor koi terdapat warna putih, maka putihnya harus benar-benar putih tanpa ada gradasi kehitam-hitaman. Demikian pula Jika pada koi terdapat warna merah, maka merahnya harus mencolok, tidak boleh kemerah-merahan. Hitam pun demikian. Inilah yang sering dipakai untuk membedakan antara koi lokal dengan harga lokalnya dibandingkan koi impor dengan harganya yang selangit. Koi lokal umumnya warnanya belum sempurna benar, lain dengan koi impor yang sudah tidak diragukan lagi.
Selain gradasi warna, bercak atau titik yang tidak "layak" tidak boleh ada. Misalnya saja pada bagian badan yang berwarna putih bersih tidak boleh ada setitik pun warna merah atau warna hitam. Masing-masing warna harus terpisah secara nyata, dan masing-masing mempunyai hidang yang berbeda. Antara warna merah, putih, hitam, dan warna lain harus terpisah dan tidak boleh bercam-pur. Bintik putih pun tidak boleh hadir pada bidang yang berwarna merah ataupun hitam. Jika kita temukan koi yang tubuhnya diselimuti selaput putih, itu merupakan pertanda bahwa koi sedang ke-dinginan.

Pola Warna Koi
Semua tanda-tanda dalam tubuh koi haruslah seimbang. Bagian putih pada mulut dan bagian ekor paling penting. Kepala yang membentuk huruf seharusnya ideal, tapi yang berbentuk unik yang sering dibutuhkan. Dua bagian yang menjadi pusat penilaian adalah bagian kepala dan bahunya dan daerah ekor. Daerah kepala dan punggung jauh lebih penting dibandingkan daerah ekor. Warna merah pada kepala harus lebar dan tegas. Garis putih pada leher sangat diharapkan sekali pada seekor Kohaku. Pada daerah ekor yang sangat diharapkan adalah warna putih yang bersih, tidak kehitam-hitaman.
Pola warna yang keiihatan berat pada daerah ini sungguh tidak diharapkan. Warna merah yang buram misalnya, sangat tidak diharapkan hadir pada daerah ini.



Kolam Untuk Koi

Ikan koi memang ikan pajangan di kolam taman. Jika koki mungkin merajai akuarium, maka koi mungkin raja ikan hias dalam kolam taman. Ibarat pohon raksasa, koi memang lebih pantas menempati kolam taman yang luas dibandingkan kerabatnya koki yang bagaikan pohon bonsai lebih pantas dalam akuarium. Tentang hal ini seorang pengusaha ikan koi di daerah Jawa Barat pernah berkomentar; Jika koi ditempatkan dalam akuarium maka yang bisa dinikmati hanyalah tubuh bagian samping saja, sedangkan kecantikan koi yang justru lebih banyak di bagian atas tubuhnya malah tidak tampak. Dengan menempatkan mereka dalam kolam taman, kita leluasa menikmati keelokan tubuhnya bukan saja bagian atas tapi juga keseluruhan tubuhnya.
Untuk bisa menikmati koi dalam kolam taman, harus kita siapkan kolam yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan koi. Artinya, kolam yang mesti kita sediakan selain memenuhi syarat teknis, juga secara estetis bisa dinikmati. Semula orang menyangka sulit mempunyai kolam koi, karena dalam pikirannya terbayang kebutuhan lahan yang harus cukup luas. Untuk kolam koi memang secara teknis menghendaki lahan yang luas, tapi Jika lahan tersebut tidak mungkin diusahakan, tentu saja masih tersedia kesempatan bagi kita yang lain untuk memenuhi keinginan kita memiliki kolam koi.
Dalam kehidupan keluarga modern kebutuhan rekreasi ditempatkan sejajar dengan kebutuhan lainnya seperti sandang, pangan dan papan. Kolam untuk koi tidak jarang menjadi bagian dalam dekorasi sebuah taman yang rekreatif. Artinya bahwa kolam untuk koi tidak sekedar hadir untuk tempat tinggal koi, tanpa memanjakan mata yang melihat-nya, tapi kehadiran kolam koi dalam sebuah taman harus menyatu dengan taman itu secara keseluruhan. Dengan demikian, tembok yang membatasi air bukan menjadi pembatas dengan lingkungannya yang merupakan tanaman, melainkan justru menjadi pengikat antara kedua media yang hadir dalam taman tersebut. Berdasarkan patokan tersebut, ben-tuk kolam taman untuk koi nantinya tidak kaku dan formal, melainkan elastis dan dapat lebur dengan lingkungan kolam secara keseluruhan.

Lokasi Kolam



Saat memilih lokasi kolam koi, kita dihadapkan berbagai pertimbangan. Dari segi teknis diharapkan lokasi kolam nantinya tidak bakal tergusur oleh bangunan Jika kita ingin mengembangkan rumah. Ini mengisyaratkan bagi kita, Jika kita masih ingin memperlebar tempat tinggal kita, kolam koi tidak boleh dibangun di dekat rumah. Jika rencana pengembangan sudah tercetak di dalam blue print (cetak biru) kita bisa lebih leluasa menentukan letaknya. Sebaliknya Jika kita sudah merasa pas dengan rumah yang ada, kolam koi bisa dibuat menempel rumah, di teras depan, serambi kanan atau kiri, bahkan di halaman belakang. Malahan ada beberapa orang yang membangun kolam koi menembus sebagian tembok rumahnya, dan koi yang berkecipak ke sana ke mari akan jelas kelihatan dari lantai kamar yang terbuat dari kaca tebal.

Jika kita memilih membangun kolam dekat rumah, atau di depan jendela kamar, kita harus siap-siap dengan risikonya. Risiko ini tidak lain adalah kelembapan yang bakal ditimbulkan oleh kolam koi ini. Oleh karena itu sangat dianjurkan membuat kolam koi setidaknya berjarak 4 meter dari rumah. Hal tersebut tentu tidak memungkinkan bagi yang memiliki sepetak rumah bertipe 27/66 m2. Bagi mereka yang rejekinya pas-pasan ini (sampai rumah pun luasnya pas-pasan), bisa menempuh risiko tersebut, dengan pertimbangan kolam yang dibuat kecil saja, sehingga kelembapan yang bakal ditimbulkannya pun tidak seberapa banyak. Berbeda tentu-nya dengan mereka yang menginginkan kolam yang luas, tentu risiko kelembapannya pun akan lebih besar.
Selain itu lokasi yang dipilih hendaknya bebas dari naungan pohon-pohonan. Bagi yang memiliki pekarangan luas, pilihlah lokasi yang tidak berada di bawah pohon yang besar. Daun-daunan yang gugur selain akan mengotori kolam yang tidak enak dilihat, juga akan menurunkan pH air kolam, sehingga koi menjadi tidak sehat. Jika tidak ada lahan lagi yang terbebas dari tanaman, maka kita harus menentukan pilihan, lebih sayang kepada pohon atau tetap akan melaksanakan keinginan kita mempunyai kolam koi.
Sebenarnya pohon tidak perlu dibabat habis, kurangi cabang dan dahan di atas lokasi kolam koi. Naungan dari kerindangan pohon tetap dibutuhkan kolam koi untuk mencegah sengatan matahari agar kolam tidak lekas berlumut. Jika bisa, usahakan lokasi terletak di sebelah timur rumah agar hanya sinar matahari saja yang menerpa di atas kolam, tidak matahari siang yang terik.
Bagi mereka yang pekarangannya hanya beberapa meter persegi, dan itu pun sudah kedahuluan pohon belimbing atau jambu air, memang tidak ada pilihan lain kecuali mencabut pohon tersebut.


Membuat Kolam Koi

Berbeda dengan koiam untuk membudidayakan ikan konsumsi, kolam koi di taman, tidak perlu di-ukur elevasinya. Kolam koi bisa dibuat seluruhnya di bawah permukaan tanah, di atas permukaan ta-nah, atau kombinasi. Tidak seperti kolam ikan konsumsi yang harus kombinasi. Ada kalanya kita perlu membuat kolam koi yang seluruhnya berada di atas tanah, karena lokasinya di samping rumah yang biasa untuk lalu-lalang orang. Kolam seperti ini tentu akan cepat kotor Jika seluruhnya di bawah permukaan tanah, maka kita ambil bentuk yang me-nonjol. Suatu saat mungkin orang ingin membangun kolam yang cukup luas pada areal taman yang sudah jadi, maka akan kelihatan kurang menarik apabila kolam ini terlalu menonjol sehingga menutupi kein-dahan bagian taman yang lain. Dalam hal ini kolam yang seluruhnya berada di bawah permukaan tanah lebih disukai. Dan tidak jarang mereka menghendaki kolam yang lebih dalam di sudut pekarangan (tamannya), sehingga mereka memendam sebagian kolamnya di dalam tanah dan sebagian lagi menonjol ke permukaan tanah. Berbagai pilihan memang harus ditentukan setelah melihat situasi dan kondisi secara keseluruhannya.

Setelah menentukan bentuk yang dikehendaki, kolam bisa dirancang di atas tanah dengan tali plastik atau slang air agar bentukan jadinya mudah kelihatan. Kemudian tanah bisa mulai digali dengan cangkul. Jika menginginkan kolam dengan dua keda-laman, bagian luar dangkal sebelah tengah lebih dalam, hendaknya direncanakan sejak awal hingga tidak merepotkan yang mengerjakan kolam. Kolam dengan dua kedalaman sangat berguna bagi koi, terutama untuk persembunyian mereka dari panas yang terlalu terik.

Bahan baku pembuat kolam hendaknya di-gunakan batu bata. Dengan bentuknya yang kecil batu bata bisa dibuat sangat fleksibel sesuai keingin-an kita. Berbeda dengan batako yang berukuran besar yang menyulitkan kita Jika menginginkan bentuk berlekuk-lekuk. Pada dasar kolam bisa dipasang bata atau dicor. Namun, sebelum itu semua hendaknya sedari awal ditentukan di mana letak pintu pembuangan dan pemasukan air. Pintu pembuangan bagi kolam yang dibangun seluruhnya di dalam tanah, memang tidak mungkin dibuat. Untuk seluruh kolam harus dipikirkan sirkulasi airnya. Artinya Jika kita menghendaki kolam berair terjun atau ber-air mancur sudah harus dipikirkan di mana letak pompa, filter air, dan bagian yang bakal dibuat ter-juannya. Oleh karenanya, sekali lagi sangat penting bagi kita untuk menuangkan angan-angan dan ke-inginan kita ke dalam gambar yang rinci. Jangan sampai kita masih harus membongkar pasang ketika bangunan sudah selesai. Ketika bangunan sudah rapi dan kita lupa membuat sebuah lubang maka tentu akan menambah pekerjaan, karena kita juga harus membuat saluran yang berhubungan dengan lubang itu.

Permukaan kolam hendaknya Jangan dibuat licin seperti kita membuat rumah, karena akan menyulitkan lumut tumbuh. Dengan melapisi semen (mengaci) agak kasar, kita berharap justru kolam akan menjadi licin dan nyaman bagi ikan karena adanya lapisan lumut yang ada di permukaannya. Pengerjaan bagian atas kolam tidak selalu harus di-selesaikan dengan bata juga, tapi bisa dipakai batu-batuan yang mempunyai bentuk artistik dan (Jika mungkin) antik. Karena kolam tidak mungkin hadir sendirian dalam taman, sediakan juga ruangan untuk tempat menanam tanaman. Di latar belakang kolam lebih cocok untuk tanaman karena tidak menghalangi pandangan.


Bentuk Kolam Ikan Koi




Bentuk kolam untuk koi memang bisa dibuat macam-macam asal tetap disesuaikan dengan luas tanah yang tersedia. Pada prinsipnya ada dua corak/ tipe kolam koi yang umum yaitu formal (resmi) dan non formal (tidak resmi). Tipe kolam yang terakhir biasanya bentuknya lebih fleksibel dibandingkan bentuk yang pertama yang rata-rata serba simetris, geometris, misalnya bundar, persegi panjang, atau bujur sangkar. Bentuk kolam resmi ini biasanya akan terasa terpisah dengan lingkungan sekitarnya, karena memberikan kesan yang serba

"teratur" dan "disiplin". Padahal maksud kita membuat kolam adalah untuk membantu kita melepaskan ketegang-an dan memberi hiburan pada kita. Jika toh yang kita temukan kesan formal, yang serba teratur tentu ibarat lolos dari mulut macan jatuh ke mulut buaya, Berbeda dengan kesan yang ditimbulkan oleh kolam formal, pada kolam non formal kita akan menemu-kan kesan tenang, menyatu dengan sekitar kita, dan menyejukkan. Kalau toh dibangun dekat rumah, kolam terasa bukan merupakan bagian lain dari rumah, yang jelas bentuknya mendekati formal (serba geometris dan simetris), tapi merupakan peleng-kap, kalau tidak boleh disebut hiasan, untuk meng-hilangkan kesan kaku dan baku pada bentuk rumah. Bentuk formal bukannya tidak perlu pada kolam taman. Kolam formal mempunyai kelebihan, yaitu mudah dikerjakan dan lebih kuat. Berbeda dengan kolam non formal yang bentuknya tidak baku, sering kita memberi adonan yang tidak sama rata untuk setiap bagian kolam. Oleh karena itu ba-nyak yang kemudian menggabungkan kedua bentuk itu. Artinya pada bagian dalam kolam dibentuk sedikit formal (agak lonjong atau agak persegi panjang) kemudian pada bagian luarnya (atasnya) diberi beberapa penekanan sesuai dengan selera kita. Kalau toh mereka ingin memilih bentuk formal, berhu-bung tanah yang tersedia memang mengharuskan mereka untuk memilih itu, kesan formal bisa dihi-langkan dengan membuat kolam dalam bentuk formal tidak lengkap. Sebagai misal tanah yang tersedia di pojok rumah seluas 4 meter persegi (bentuk bujur sangkar tanahnya) mereka bisa membuat kolam 3/4 lingkaran atau 1/2 lingkaran.

Kolam taman, baik yang resmi maupun yang tidak resmi, bisa tampil dalam berbagai wajah. Anta-ra yang satu dengan lainnya memang tidak diharam-kan untuk digabung, dan tidak pula mengecewakan bila tampil secara pribadi. Aneka bentuk kolam koi yang bisa dipilih.

Kolam berbentuk bundar. Kombinasi kolam di atas permukaan tanah dan di bawah tanah.

Kolam simetris di atas permukaan tanah.

Kolam setengah bundar. Dibawah permukaan tanah (atas) dan di atas permukaan tanah (bawah).


Kolam taman bisa tampil dengan tiga rupa, yaitu kolam taman apa adanya tanpa diiringi irama geme-ricik air, kolam taman dengan iringan musik air yang ditimbulkan air mancur di tengah kolam, dan yang terakhir kolam taman dengan iringan kecipak dan sejuknya air terjun. Bagi mereka yang menyukai ke-tenangan tentu kolam yang tenang tanpa kecipak air yang dikehendaki, sedangkan yang suka akan suasa-na alam dan menginginkan suasana alami kolam tipe terakhir yang dilengkapi air terjun yang lebih di-sukai. Berbeda dengan mereka yang mempunyai bibit-bibit aristrokasi dalam dirinya, tentu lebih menyukai kolam dengan air mancur di tengahnya.

Ketiga rupa kolam taman tersebut bukanlah harga mati yang tidak bisa dikutak-katik lagi. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin kita memilih bentuk kolam lain yang tak kalah eksotiknya. Misalnya saja kolam dengan aliran air pada salah satu sisi-nya yang mengesankan koi berada di dalam ling-kungan perairan yang mengalir. Bisa juga aliran air ini ada di bagian tengah kolam, yang mengesankan koi berada dalam perairan yang menggelegak, me-j nakjubkan.

Variasi penampilan kolam memang bisa seribu muka. Seperti misalnya kita memilih air terjun lang-sung tanpa melewati tebing buatan yang mengesankan suasana perbukitan atau pegunungan. Dan untuk menutupi kekakuan ini. kita pasang kincirair yang bisa mengalunkan musik ketika berputar tertimpa aliran air ini. Yang harus kita ingat bahwa pilihan kita itu harus tetap kembali pada kondisi kolam itu sendiri, berapa besar dan di mana letak-nya. Kita tidak mungkin membuat pancuran air atau air mancur pada kolam kecil yang terletak di depan jendela kita. Kolam kecil di depan jendela atau di serambi hanya cocok tanpa perlengkapan rnacam-macam. Tiupan angin pada air yang memancar ke atas bisa bikin repot. Bila lokasi memungkinkan, kita bisa memvariasi bentuk dengan membuat kolam besar dan kecil. Kolam kecil untuk keluarnya air hingga luber ke arah kolam besar yang berisi ikan, yang sudah pasti akan mengingatkan kita pada suasana mata air (belik) di pinggir-pinggir sungai di Jawa.



Sisi Bisnis Koi

Ikan koi sebenarnya bukan barang baru di Indonesia. Hanya saja waktu itu koi kalah populer di-bandingkan maskoki. Keduanya sebenarnya masih merupakan kerabat karena termasuk dalam famili Cyprinidae. Koi (Cyprinus carpioj berkumis, sedang-kan maskoki yang asli bentuknya mirip koi hanya tanpa kumis, yaitu Carassius auratus.

Meski sekarang koi sudah mulai populer, tapi tidak semua hobiis paham akan ikan cantik ini. Sebab tidak jarang mereka terkecoh dengan ikan mas lauk yang berwarna. Memang repot, karena antara ikan mas lauk dan koi kedua-duanya dari spe-sies Cyprinus carpio. Dan mungkin tidak bisa terlalu disalahkan benar apabila para hobiis (terutama pemula) menganggap bahwa koi adalah ikan mas lauk yang berwarna.

Bahkan penulis pernah melihat sendiri seorang pedagang ikan hias menawarkan seekor ikan mas lauk seberat kurang lebih 1,5 kg dengan harga seekor koi betulan, Rp 70.000,- seekor! Mungkin si pedagang hanya berspekulasi dalam usahanya. Andai si pembeli mengetahui betul tentang ikan koi, ke-jadian serupa itu tidak bakal terjadi. Kalau toh si pembeli tetap bernafsu membeli ikan mas lauk ber-warna ini, tentunya tidak perlu dengan harga se-mahal itu.

Kita harus jujur bahwa dewasa ini ada perbedaan yang mencolok antara koi impor dan koi lokal, dan kita harus menerima kenyataan itu! Adanya upaya segelintir orang untuk memanfaatkan kesempatan karena ketidakmengertian hobiis, memang patut di-sayangkan. Karena upaya yang tidak bertanggung jawab ini pada akhirnya akan menjerumuskan para pedagang sendiri. Artinya, apabila sekarang para hobiis bisa dibodohi karena tidak mengerti tentang kualitas koi, pada saat mereka nanti paham, mereka akan menolak mentah-mentah koi lokal yang jauh beda dengan koi impor. Namun, apabila sedari awal mereka sudah diberitahu bahwa koi lokal bisa dibeli dengan harga yang lebih murah dibandingkan koi impor, maka penulis yakin bahwa koi lokal bakal dapat tempat di samping koi impor yang memang sudah tidak diragukan lagi kecantikannya. Terlebih lagi apabila langkah ini diikuti dengan upaya me-ningkatkan kualitas koi lokal, maka tak syak lagi "pasar bersama" antara koi lokal dan koi impor bukanlah mimpi di siang bolong.

Lebih menyedihkan lagi, tidak jarang seseorang mengaku menjual koi lokal, yang ternyata mereka hanya mengumpulkan ikan mas biasa yang berwarna di antara sekumpulan ikan mas "buangan" yang akan digunakan untuk makanan ikan. Sebuah usaha yang cerdik ini tentu saja makin menyudutkan koi lokal atau secara telak menghantam petani yang menspesialisasikan usahanya pada pembudidayaan ikan koi.

Langkah-langkah memang masih terayun, baik mereka yang memanipulasi koi ataupun para petani yang berkutat dengan upaya meningkatkan kualitas koi. Yang jadi masalah kemudian, Jangan sampai para hobiis yang menjadi konsumen koi menjadi korban bertubi-tubi. Untuk itu tidak ada jalan lain kecuali membuka "kartu" selebar-lebarnya dengan segala sesuatu yang menyangkut ikan koi. Minimnya informasi tentang koi memang merupakan salah satu penunjang para oportunis memanfaatkan peluang dengan kecerdikannya. Dan minimnya informasi yang layak dipertanggungjawabkan memang men-jadi kendala dalam mengembangkan kualitas koi. Informasi yang diharapkan tentu saja yang berasal dari negara-negara penghasil koi berkualitas tinggi seperti Jepang. Hal ini pulalah yang kemudian mem-buat kecut para peminat yang berkeinginan berke-cimpung dalam bisnis koi. Alhasil, koi hanya men-jadi komoditi yang diusahakan oleh orang "itu-itu" saja.

Dengan menyajikan informasi yang selengkap mungkin, buku ini mencoba mengajak para peminat usaha koi, hobiis dan mungkin para cerdik pandai untuk turut serius memikirkan perkembangan koi di masa datang. Haruskah kita puas dengan hanya membesarkan koi impor yang memang kuahtasnya tidak diragukan lagi, ataukah kita mencoba bangkit mengembangkan koi lokal kita, atau mungkin meng-adaptasikan koi impor, dan kemudian membudi-dayakannya sebagus kualitas induknya. Semua itu hanya akan terwujud apabila kita mengerti betul apa sebenarnya yang dimaksud dengan koi, kelebihan-nya, kriteria penilaian atas dirinya dan yang lebih penting adalah membudidayakannya dan mengeta-hui jenis makanan apa yang harus diberikan untuk-

Semua caranya hampir sama, kecuali yang sudah kita sebutkan di atas yaitu penyeleksian dan pem-berian pakan. Makanan koi harus diperhatikan benar. Perhatian terhadap makanan ini bisa mem-batasi model pengusahaan koi. Sebagai misal koi kurang bagus apabila dipeJihara dalam keramba yang makanannya sulit dikontrol. Untuk koi yang se-adanya, mungkin hal ini tidaklah menjadi masalah benar, tapi untuk yang ingin mengusahakan koi se-cara serius mungkin pemeliharaan koi dalam jaring terapung lebih memberi prospek yang cerah. Dalam penyeleksian pun agak berbeda. Kalau ikan mas lauk sekedar dipilih yang bongsor, maka koi harus ditambah sekian persyaratan lagi.

Tips Memilih Ikan Koi

1. Luangkan waktu yang cukup untuk memperhatikan cara berenang koi yang menjadi pilihan. Gerakannya harus mulus, tidak tersendat-sendat
Gerakan insangnya bergerak secara perlahan dan teratur dengan kedua belah katup insang harus dekat dengan badannya.
Hindari membeli koi dengan kulit kemerah-merahan, titik putih, sisik-sisiknya berdiri, matanya buram, sitip yang membusuk, ada benjolan di kepala dan katup insangnya. Mintalah pada penjual untuk menaruh ikan yang terpilih ke tempat yang dangkal (bak) sehingga bisa diperiksa secara teliti dengan jarak dekat.

2. Tanyakan kelebihan dan kekurangan ikan yang terpilih.

3. Tanyakan jenis ikan koi yang dipilih itu.

4. Jangan mengevaluasi kekurangan-kekurangannya saja.

5. Perlu diketahui segi-segi yang harus diperhatikannya.
Bentuk badan baik.
Pola warna seimbang dengan KIWA yang tajam.
Warna jernih merata.
Gaya berenangnya luas.

Dalam kolam yang memiliki sistem filter yang baik, warna ikan koi akan menjadi indah. Perlu diingat lingkungan kolam dapat merubah kondisi ikan koi, karena ikan koi akan kehilangan warna-warninya dalam 6 bulan oleh kondisi air yang tidak baik. Sayang bila kita membeli ikan koi yang mahal dan indah berubah warna.

Tips Memilih Pakan Koi

Postur badan yang bagus serta kecemerlangan warna koi sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan. Kandungan gizi harus seimbangdan bebas bahan kimia beracun.
Pakan ikan koi sangat banyak merknya dan harganya pun bervariasi. Saat ini pakan koi yang berada di Indonesia masih didominasi oleh produk luar negeri. Maka, tidak heran lagi jika harganya jadi mahal.
Mengingat harganya yang mahal maka, supaya tidak kecewa Anda harus teliti sewaktu memilih. Jangan terkecoh oleh merk atau bungkus. Simak komposisi kandungan nutrisi yang tertera di kemasan, sifat fisik, spesifikasi, serta kondisi kemasan.

Bebas zat berbahaya
Menurut Budi Widjaja staf peneliti dan pengembangan Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI) pakan koi yang cepat basi justru memiliki kandungan zat pengawet yang rendah. Umumnya pakan seperti ini dibungkus menggunakan kemasan kedap udara. Tujuannya agar tidak mudah terkontaminasi bakteri. Selain itu pakan yang banyak mengandung bahan pengawet umumnya nampak mengkilat. Bila Anda cermati permukaan pakan tersebut terdapat lapisan yang menyerupai lilin.
Zat berbahaya lain yang harus diwaspadai yaitu pewarna. Pakan pemacu warna tidak harus selalu berwarna merah. Sebaiknya Anda tidak usah terlalu banyak menyuguhkan pakan pemacu warna. Sebab jika koi terlampau banyak mengkonsumsi beta karotin dan axasantin bisa mengalami kerusakan hati.
Pakan yang baik tidak menimbulkan kekeruhan air dalam kolam. Biasanya pakan buatan yang banyak mengandung bahan zat pewarna akan mengakibatkan air dalam kolam jadi keruh. Hal yang harus diperhatikan sewaktu memilih pakan yaitu, pakan tersebut harus disukai ikan. Sesuaikanlah ukuran butiran pelet dengan ukuran koi yang Anda pelihara. Sebab koi enggan menyantap pakan yang Anda berikan jika ukurannya terlampau besar.
Pilihlah bentuk pakan yang mengapung (floating food). Umumnya koi lebih suka menganyang pakan yang mengapung. Selain itu berkat pakan tersebut Anda lebih mudah melakukan kotrol kebutuhan pakan koi. Sebab jika ada sisa pakan mengapung di kolam menandakan koi sudah kenyang.

Sarat kandungan gizi
Selain harus bebas dari zat berbahaya, pakan koi juga harus sarat dengan gizi. “Kita tidak boleh tergantung pada satu merk pakan. Sebab suatu jenis pakan tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan Koi”, tegas Budi saat ditemui dalam rapat persiapan bursa koi 2005 di Riser Cibinong. Kandungan nutrisi baru bisa dipenuhi dengan jalan mengoplos berbagai merk pakan koi. Semisal Hoki, Nozomi, dan Hikari.
Agar komposisi campuran bisa pas maka, Anda harus mengetahui spesifikasi pakan koi. Di pasaran ada dua jenis spesifikasi pakan koi. Yaitu pakan yang berfungsi untuk “mengecat” tubuh koi supaya semakin kinclong dan pakan yang berguna untuk pembesaran. Pilihlah pakan koi klasifikasi pembesaran yang memiliki kandungan lemak rendah (low fat) namun memiliki kandungan protein yang banyak.
Selain pakan buatan, Anda juga bisa memberikan menu alami. Dengan jalan ini kebutuhan gizi koi bisa terpenuhi. Pakan alami banyak mengandung serat. Sedangkan kandungan serat dalam pakan buatan itu sangat sedikit. Serat sangat diperlukan untuk membantu melancarkan pencernaan koi. Berbagai jenis pakan alami yang bisa Anda suguhkan kepada koi yaitu selada air, jeruk, tomat, cacing, kepompong ulat sutera, lumut dan udang. Santapan alami tersebut cukup diberikan seminggu sekali saja.
Pakan buatan yang berkualitas biasanya bila terkena air akan mengambang dan pecah. Pelet seperti ini tidak membahayakan pencernaan ikan, karena pelet tersebut bersifat lebih mudah dicerna bila dibandingkan dengan pelet yang sulit pecah. Akibatnya, kandungan gizi dalam pelet yang mudah pecah mudah pula untuk diserap oleh pencernaan ikan.


Rahasia Perawatan Koi Baru

Seringkali terjadi dikolam para hobbyist (pemula), koi yang baru masuk kekolam, mati dalam beberapa hari. Bahkan yang lebih menyedihkan adalah koi lainnya menjadi sakit dan akhirnya mati semua. Mengapa dan bagaimana sulusinya ?

1. Koi stress dalam kantong beroksigen
Koi yang baru dibeli biasanya dibawa dengan dimasukkan dalam kantong plastik beroksigen. Dalam kondisi seperti itu bisa dipastikan bahwa koi dalam keadaan stress. Bagaimana tidak, dengan ruang yang teramat sempit dalam kantong, koi nyaris tidak dapat bergerak. Hal yang biasa terjadi bila koi meronta-ronta, dan hal yang biasa pula cara tsb digunakan untuk memindahkan koi.

2. Koi Stress rentan terhadap penyakit.
Sebagaimana manusia, koi juga memiliki ketahanan tubuh. Bila koi dalam keadaan sehat (fit), maka penyakit tidak mudah menyerang. Tetapi bila koi stress, maka akan mengurangi daya tahan tubuhnya dan sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu yang harus diupayakan adalah menjaga agar koi tidak stress, atau minimal dengan mengkondisikan agar koi segera terlepas dari stress.

3. Menyingkat waktu transportasi koi.
Mengingat koi dalam kantong beroksigen dalam kondisi stress, maka sebisa mungkin, jangan terlalu lama membiarkan koi dalam kantong. Begitu sampai, segera lakukan tindakan untuk melepas koi.

4. Melepas koi dari dalam kantong.
Seperti kita ketahui baik dari nasihat lisan maupun informasi tertulis lainnya, melepas koi dari kantong perlu beberapa langkah antara lain, meletakkan koi masih dalam ikatan kantong diatas air kolam dan membiarkannya beberapa saat (lebih kurang 15-30 menit). Maksudnya untuk menyamakan suhu air didalam kantong dengan dikolam. Setelah itu buka kantong, dan rasakan suhu air didalam kantong dengan tangan, apakah telah relatip sama dengan suhu air dikolam. Bila dirasa suhunya sama maka tambahankan air kolam ke dalam kantong hingga penuh dan biarkan koi keluar dengan sendirinya. Cara tersebut sudah biasa dilakukan untuk menghindari perubahan kondisi air yang mendadak. Tetapi pertanyaannya adalah apakah dengan langkah-langkah tersebut sudah cukup menjamin kenyamanan bagi koi yang baru masuk kolam ? Jawabannya TIDAK. Mengapa demikian ?

5. Setiap kolam koi punya kualitas air yang berbeda.
Tidak ada satupun kolam koi yang sama persis kualitas airnya dengan kolam lain apalagi berbeda lokasi/tempat.
Kualitas air kolam di lokasi dealer, tentu berbeda dengan di kolam anda. Bila perbedaannya cukup significant, pastilah koi baru akan makin bertambah stress.
Tidak mungkin anda melakukan test air di kolam dealer setiap anda akan membeli koi. Apalagi bila kolam anda tidak dilengkapi dengan sistem filter yang memadai. Lalu apakah dengan adanya perbedaan kualitas air tersebut, kita tidak akan membeli koi selamanya? Jawabannya tentu saja TIDAK. Yang pasti, anda harus memahami hal ini. Bagaimana solusinya ?

6. Koi baru perlu proses karantina.
Tidak ada yang bisa menjamin koi yang baru anda beli, akan tetap hidup dikolam anda. Tetapi ada langkah2 yang bisa dilakukan untuk menekan kematian koi baru, yaitu dengan melalui proses karantina. Bolah saja bila ada yang menyatakan bahwa koi yang baru dibelinya sehat-sehat saja, tanpa harus dikarantina. Bagi saya itu adalah kasus yang kebetulan saja. Artinya tidak setiap hobbyist bisa melakukannya. Mungkin karena telah berpengalaman, atau kondisi kolamnya telah dilengkapi dengan system filter yang baik, atau memang koinya benar2 sehat yang berasal dari kolam dealer yang baik pula. Tapi saya yakin bila tidak berhati-hati dalam memperlakukannya, koi baru bisa menimbulkan masalah.

Karantina Koi.

Mengapa diperlukan ?

a. Karantina koi diperlukan pada kondisi :
- Koi baru, maksudnya baru beli atau baru datang dan akan
dimasukkan ke kolam.
- Koi sakit.
- Kolam sedang direnovasi

b. Tempat karantina Koi :

a. Bila koi sedang sakit, maka sebaiknya pergunakan Aquarium
untuk karantina. Aquarium sangat efektip dipergunakan oleh karena
kondisi phisik koi dapat dipantau dengan jelas. Apabila ada luka
dapat terpantau perkembangannya.

b. Untuk karantina koi baru, bisa dipergunakan bak fibre/semen
apabila aquarium terlalu sempit. Kecuali koi sakit sebaiknya di
aquarium.

c. Luas aquarium sebaiknya :
- Panjang minimal 3 x panjang koi
- Lebar minimal 1x panjang koi
- Tinggi air 1 x panjang koi
- Jangan terlalu luas. Justru karantina digunakan untuk
efektipitas pemantauan, pengobatan dan pengkondisian koi.

d. Tempat karantina tidak perlu di buatkan filter. Mengapa ?
Kita coba analisis, Filter diperlukan untuk menjaga kualitas air
bukan ? Nah bila air yang digunakan dalam kondisi baik, buat apa
filter ? Justru filter adalah tempat tertimbunnya kotoran dan bahkan
tempat bersembunyinya penyakit. Berarti dengan menggunakan filter
sama saja dengan memelihara kotoran dan penyakit bukan ?! Apakah air
selama digunakan untuk karantina akan terjaga kualitasnya tetap
baik ? Tentu saja tidak. Oleh karena itu air tetap harus diganti
tetapi dengan cara yang benar. Bagaimana caranya ?

e. Rahasia air untuk karantina koi.
- Perhatian !! Air yang digunakan untuk karantina adalah
diambil dari air dimana sebelumnya koi berada !! Bila koi diangkat
dari kolam, air diambil dari kolam tersebut. Mengapa demikian ?
Ingat prinsip perawatan koi (simak artikel lainnya di GILA_KOI
tentang prinsip perawatan koi). Air adalah media kehidupan koi.
Tidaklah mungkin mendapatkan air yang sama persis kualitasnya dari
sumber yang berbeda. Sedangkan koi sakit bila dipindahkan pada air
yang berbeda kualitasnya, maka jangan ditanya lagi, koi akan
bertambah menderita. Biarlah untuk perawatan pertama dan sementara,
air diambil dari mana koi sebelumnya berada, meski airnya keruh
sekalipun. Secara bertahap, air diganti dan kualitas air diperbaiki
menuju ke kualitas prima yang diperlukan koi.

- Jangan terlalu sering mengganti air. Penggatian air minimal
sehari berikutnya, itupun disesuaikan dengan kondisi koi. Jadi yang
penting adalah sedapat mungkin koi tidak merasakan perubahan yang
menyolok atas kualitas air yang ada.

- Tempat karantina tidak perlu di buatkan filter. Mengapa ?
Kita coba analisis, Filter diperlukan untuk menjaga kualitas air
bukan ? Nah bila air yang digunakan dalam kondisi baik, buat apa
filter ? Justru filter adalah tempat tertimbunnya kotoran dan bahkan
tempat bersembunyinya penyakit. Berarti dengan menggunakan filter
sama saja dengan memelihara kotoran dan penyakit bukan ?! Apakah air
selama digunakan untuk karantina akan terjaga kualitasnya tetap
baik ? Tentu saja tidak. Oleh karena itu air tetap harus diganti
tetapi dengan cara yang benar.

Sumber : milis ikan-koi


Koi bagi pemula

1. Bagi pemula, luangkan waktu sedikit untuk mengontrol filter air kolam.
2. Bersihkan pula filter 3 bulan sekali agar sirkulasi air tetap lancar.
3. Jaga pula saluran-saluran airnya.
4. Jaga selalu kebersihan kolam.
5. Beri pakan secukupnya, jangan berlebihan karena bisa menyebabkan kolam kotor.
6. Jangan terlalu banyak memasukkan ikan koi ke dalam kolam (sesuaikan dengan ukuran kolam).
7. Cepat angkat koi yang sakit agar tidak menular ke ikan lain.
8. Jangan malu berkonsultasi dengan pakar jika menemui kesulitan dalam pemeliharaan.
9. Kwalitas air dijaga dan setiap hari diganti sepuluh persen. Air jangan dikuras habis karena akan membuat ikan Koi mati.
10. Berikan makanan yang berkualitas yang dapat dibeli di toko-toko penjual makanan ikan. Bisa diberi makanan selingan seperti sayur kangkung dan kol.
11. Di kolam atau akuarium, harus diberi pompa untuk membuat arus air dan filter untuk menyaring kotoran.
12. Ukuran standar kolam 1,5-2 m dengan kedalaman itu persediaan oksigen lebih banyak dan temperatur lebih stabil.
13. Temperatur yang diinginkan 20-250C.
14. Yang paling penting, sebagai penggemar harus meluangkan waktu untuk merawatnya.

Pemijahan Ikan Koi Secara Alami

Persiapan Tempat Pemijahan
Tempat pemijahan adalah kolam terbuat dari semen atau fiber glass yang telah dibersihkan dan disucihamakan (de Persiapan Tempat Pemijahan (dengan PK dan atau garam ikan). Isi air dengan kedalaman antara 30 cm s/d 60 cm. Kedalaman air ditentukan oleh besar kecilnya induk koi. Ukur kadar garam, pH, suhu, kesadahan dan kadar oksigen terlarut.

Kadar Garam terlarut berkisar minimum 1/10% dan maksimum 1%. Satu liter air minimum 1 gram dan maksimum 10 gram.
pH air berkisar: 5.5 s/d 7.5
Kesadahan / Salinitas / Kekentalan air diukur dengan derajat dH atau degress of German Hardness, berki sar 50 derajat dH s/d 200 derajat dH.
Kadar Oksigen normalnya 4 ppp.
Suhu air berkisar 10 derajat C s/d 30 derajat C.
Persiapan Pemilihan dan Karantina Induk
Umur minimal 24 bulan dan ukuran minimal 35 cm. Induk jantan bila dilihat dengan mata akan terlihat relatif lebih panjang dan perutnya tidak buncit. Sirip depan kasar dan lebih lincah. Induk betina bila dilihat dengan mata akan terlihat pendek dan buncit perutnya, gerakan lamban dan sirip depan halus. Perut induk betina bagian bawah bila dipegang cenderung lunak/empuk itu pertanda induk tersebut siap bertelur. Siapkan 1 ekor induk betina dan 3 - 5 ekor induk jantan dengan perbandingan berat 1 : 3. Induk jantan dan betina dipisah/dikarantina (tanpa dicampur dengan ikan lain). Induk jantan tidak perlu diberi makan selama karantina, sedang induk betina diberi makan seperti biasa.

Pemijahan/Pencampuran Induk Jantan & Betina
Setelah dikarantina selama 3 hari 3 malam (3 X 24 jam) maka induk jantan dan induk betina dicampur dalam kolam pemijahan yang telah disiapkan. Pencampuran induk tersebut biasanya dilakukan antara jam 16.00 s/d 18.00 sore hari. Kolam pemijahan ditutup dengan Jala agar ikan tidak lompat keluar kolam dan dibiarkan sampai besok paginya.

Pengangkatan Induk dari Kolam
Sekitar jam 05.00 pagi hari, periksa ijuknya. Bila ada telurnya, segera angkat induk jantan dan betinanya. Bila belum ada telurnya, biasanya dikarenakan induk betinanya belum siap dipijah. Lakukan ulang/diulang prosedur : Persiapan, Pemilihan & Karantina Induk.

Pemeliharaan dan Penetasan Telur
Setelah induk jantan dan betina diangkat, biarkan saja kolam pemijahan tersebut selama 3 hari 3 malam. Selelah 3 hari 3 malam, telur akan dinyatakan menetas semua. Setelah menetas, jangan diberi makan selama 4 hari 4 malam. Air jangan diganti, tetapi ditambah. Lakukan penambahan air bila air surut, tidak perlu diberi semburan air/aerasi.

Pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan setelah induk diangkat ditambah 7 hari 7 malam, atau setelah 4 hari 4 malam telur dinyatakan menetas semua. Pakan yang diberikan sebaiknya adalah cacing darah. Pemberian pakan idealnya 5 kali sehari (jam 05.00, jam 09.00, jam 13.00, jam 17.00 dam jam 21.00)

Pemeliharaan Burayak
Kedalaman kolam minimal 30 cm dan maksimal 60 cm. Air jangan diganti, tetapi ditambah. Lakukan penambahan air bam setiap hari 10% s/d 30% dari volume yang ada dan tambahkan air baru bila air surut, tidak perlu diberi semburan air serasi.

Pemberian pakan harus sering dilakukan, bila perlu siang dan malam. Bila habis diberi lagi (tapi jangan berlebihan). Pakan yang diberikan adalah cacing darah dan perlu diingat, jangan memberikan pakan berlebihan.

Sumber : Majalah Demersal


Yang harus diperhatikan ketika membeli koi

Beberapa hal lain yang harus pula diperhatikan ketika membeli koi adalah :

1. Warna koi akan dipengaruhi oleh sinar atau cahaya yang jatuh ke permukaan badannya. Warna alami ataupun warna buatan akan mem-pengaruhi warna asli yang bakal terpantul dari permukaan badannya. Jika kita membeli koi, Jangan memilih koi yang berada di dalam ruang-an dengan cahaya buatan, karena warna koi yang asli akan tertutup dengan cahaya buatan ini. Paling bagus adalah melihat koi dalam ruangan terbuka di bawah cahaya matahari.

2. Beberapa koi akan pudar warnanya pada musim I panas. Jika membeli ikan yang warnanya mencolok, waktu musim panas adalah yang paling bagus. Musim panas sering diidentikkan dengan masa pertumbuhan, yang tentunya akan mem-pengaruhi terhadap kecerahan warna badannya. Jenis Ogon yang bagus adalah yang berwarna keemasan, dan Jika warnanya kehitam-hitam-an hendaknya tidak perlu dipilih. Jika kita temukan koi yang agak pudar, tapi oleh peda-gangnya diberi jaminan bahwa warnanya akan pulih kembali dengan perawatan yang intensif, ambillah koi tersebut. Namun Jika tidak ada jaminan dari.pedagangnya, Sebaiknya tidak di-ambil.
Berkaitan dengan poin kedua di atas, maka sangat penting mengetahui secara pasti pedagang koi langganan kita. Jangan membeli koi pada pedagang yang tidak bisa dipercaya, dan Sebaiknya kita mempunyai tempat langganan untuk membeli segala kebutuhan koi. Untuk mengetahui kebonafidan pedagang yang dimaksud, caranya mudah. Apabila si pedagang dengan fasih mampu memberi pertimbangan-pertim-bangan tentang koi dengan jawaban yang me-muaskan kita, sedikitnya kita lantas tahu bahwa si pedagang paham tentang koi.
Masih berkaitan dengan poin keempat, perhati-kan tempat berdagang mereka. Jika tempat untuk memajang ikan koi bersih dan sirkulasi air-nya lancar, maka kita boleh berharap bahwa kita bakal mendapatkan koi yang sehat. Sebaliknya Jika tempatnya kotor dan banyak sisa endapan, maka bisa jadi koi yang ada di dalamnya tidak sehat. Sebaiknya carilah tempat lain yang lebih bersih.


Beda Koi Import dengan Koi Local

Koi Local:

- mulut agak ke depan
- proporsi antara badan dan kepala agak berbeda dengan koi jepang (kalau masih kecil susah dibedakan, seperti yang sudah diterangkan sebelumnya)
- pertumbuhan badan agak kecil (beberapa penjual sudah menjual Jumbo Tosai -ikan berumur kurang dari 1 thn- ukuran cukup besar. Saya beli beberapa, tapi sampe sekarang pertumbuhannya tidak sesignifikan koi jepang)
- pada ukuran 25-50cm warnanya bagus, tapi koi saya yang berukuran lebih dari itu agak pudar warnanya. Padahal makanan yang digunakan sama. (ini agak subyektif, karena berdasarkan pengalaman pribadi bukan research)
- untuk lomba ukuran 18-45cm ikan lokal bisa bersaing dengan ikan jepang. Untuk diatas itu... bisa tapi sangat jarang. Biasanya kalah pada penilaian struktur body.

Koi Jepun:
- mulut agak ke bawah
- rata-rata proporsional badannya karena sudah melalui proses QC yang panjang dari Jepangnya (kalau mau beli, sebaiknya dari penjual yang memiliki reputasi baik)
- ukuran tubuh bisa menjadi besar (ada beberapa karakter yang bisa jadi indikasi saat pilih ikan)

Saya tidak bilang bahwa ikan jepang lebih baik dari yang lokal, they are just like Levi's and Armani, Lee Cooper, or Tira Jeans. Atau kalau komparasinya motor, seperti; Harley Davidson dan Honda, atau Suzuki, atau Yamaha. Tiap orang punya preferensi dan tujuan sendiri. But for me... i prefer to take the original one.

Ini juga tergantung tujuan pemeliharaan,
- Kalau mau sekedar memelihara saja di kolam rumah, ikan lokal yang dijual dipasaran cukup ekonomis.
- kalau mau ikut kontes ikan lokal, koi blitar grade super dan A bisa dipelihara. Tapi harganya juga tidak murah, sama saja dengan koi jepang. Tosai bisa sampe 1-6 jt.
- kalau mau memelihara di rumah tapi sering baca majalah & Buku Koi, sebaiknya Koi Jepang. Karena buntut-buntutnya pasti ke sana.

source from www.koi.com



Galery Koi

1. Kohaku




Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warna-nya langsung mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan tidaklah berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang "pertama dan terakhir", karena umumnya pertama kali orang akan memilih Kohaku, lalu berpindah-pindah varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.

Untuk mencapai coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan Kohaku. Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat suatu mutasi, yang lantas ngetop dengan nama "Hookazuki". Pada tahun 1800, dari "Hookazuki" ini lahirlah seekor koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas dikimpoi-kan dengan Higoi, lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian ber-turut-turut lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak 1830 muncullah koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi berbibir merah (Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna merah dan putih. Pendek kata pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan mulai dikembangkan secara khusus.

Warna putih pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan kualitas Kohaku. Warna putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak boleh putih kekuningan, atau putih kecokelatan. Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki adalah merah pekat tetapi cerah (terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu dan cokelat kekuningan. Yang pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi tidak halus. Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit didapatkan.

Banyak ragam Kohaku. Jenis-jenisnya di antara-nya dibedakan berdasarkan banyaknya bercak merah pada punggungnya. Ada yang dua, tiga atau empat, tetapi ada juga yang hanya satu. Inazuma-Kohaku mempunyai warna merah menyerupai ben-tuk kilat di punggungnya. Gotenzakura adalah Kohaku yang mempunyai bercak merah yang seim-bang pada sisi kiri dan kanan punggungnya. Doitsu-Kohaku Napoleon adalah Kohaku Jerman yang mempunyai warna merah seperti topi Napoleon. Fuji Kohaku adalah Kohaku yang mempunyai gum-palan berwarna perak pada kepalanya. Mereka tam-pak sangat cantik. Namun kecantikannya akan hi-lang ketika umurnya dua tahun. Shiromuji adalah koi yang mempunyai badan berwarna putih biasa, sedangkan keseluruhan badan Akamuji berwarna merah biasa. Akumuji sering disebut sebagai Higoi. Higoi yang warnanya gelap disebut sebagai Benigoi atau Hiaka. Higoi dengan sirip putih akrab dipanggil sebagai Aka-Hajiro. Tancho-Kohaku adalah koi yang keseluruhan badannya berwarna putih dengan bercak merah pada bagian kepalanya.[/COLOR


2. Taisho Sanke



Taisho-Sanke adalah koi yang badannya berwarna putih dan-dihiasi dengan warna merah dan hitam. Pola dasarnya merah pada bagian kepalanya, dan garis lebar hitam pada bagian dadanya. Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya Kohaku. Taisho Sanshoku ini ditemukan pada era Taisho di Jepang, maka disebut "Taisho Sanshoku" atau disebut "Taisho Sanke" atau "Sanke".

Tidak jelas sejak kapan koi dengan tiga warna ini muncul. Namun sejak pertengahan jaman Meiji, koi dengan tiga warna sudah ditemukan. Pada awal-nya, yang ada baru koi dengan tiga warna yang se-cara penuh menghiasi sekujur badan koi. Atas jasa Eizaburo Hoshino dari Takezawa, kini telah dapat menikmati koi yang berbadan putih dengan hiasan warna hitam dan merah pada sekujur badannya.

Seperti Kohaku, putihnya Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna merah harus seragam dan pekat. Yang bertepi terang lebih penting. Taisho-Sanke di-sebut bagus Jika di kepalanya tidak terdapat warna hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna hitam lebar akan lebih bagus dan tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi yang mempunyai badan putih dengan bercak hitam, sedangkan Kasane-Sumi adalah koi yang pada warna hitamnya terdapat di atas bercak merah. Yang paling ideal adalah sirip yang juga mempunyai tiga pola warna.
Aka-Sanke adalah Taisho-Sanke yang warna merahnya membentang dari kepala hingga ekor. Koi ini memang sangat mengesankan, tetapi kurang ang-gun. Doitsu-Sanke adalah Taisho-Sanke yang masih merupakan keluarga karper kaca dari Jerman. Aka-Sanke dari karper kaca ini dikenal dengan Doitsu-Aka-Sanke. Fuji-Sanke adalah Taisho-Sanke yang mempunyai gumpalan perak pada kepalanya. Tancho-Sanke adalah koi yang mempunyai warna merah yang lebar pada kepalanya, tapi pada badan-nya tak terdapat warna merah.

3. Showa Sanshoku



4. Utsurimono


5. Bekko



Bekko masih keluarga Taisho-Sanke. Warna dasarnya merupakan perpaduan putih, merah, dan kuning. Sementara itu -warna hitam menjadi peng-hias di antara warna-warna tersebut. Macam-macam Bekko yang ada misalnya Shiro-Bekko, Aka-Bekko, Ki-Bekko, dan Bekko-Doitsu.

Shiro Bekko adalah Taisho-Sanke yang tidak punya warna merah. Garis hitam menghiasi kulitnya yang putih. Koi ini disebut bagus Jika pada kepala-nya tidak terdapat warna hitam. Seandainya ada, warna hitam tersebut Jangan sampai merusak keseimbangan warna secara keseluruhan. Warna hitam yang lebar pada punggungnya sangat diharap-kan, sedang warna putih pada kepalanya tidak boleh kecokelatan. Pada sirip dada terdapat garis-garis yang cantik, tapi ada beberapa koi yang tidak mem-punyainya.

Aka-Bekko adalah koi yang mempunyai tanda hitam pada permukaan tubuhnya yang merah. Per-bedaannya yang mencolok dibandingkan dengan Aka-Sanke adalah Aka-Bekko tidak memiliki bagian yang berwarna putih asli, sedangkan Aka-Sanke mempunyainya. Aka-Sanke (Red tricolor) boleh di-katakan sebagai Bekko yang mempunyai warna merah, hitam, dan putih (yang biasanya terdapat pada perutnya). Aka-Bekko yang memiliki warna merah pekat sangat diharapkan, tapi umumnya sangat jarang.

Ki-Bekko adalah koi kuning yang mempunyai tanda hitam, sedangkan Bekko-Doitsu adalah Bekko dari koi asal Jerman.


6. Asagi



Asagi adalah koi yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut, dan lipatan sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan membentuk susunan yang tidak bercacat.

Walaupun Asagi cenderung mempunyai kepala yang ada nodanya, tapi sebenarnya yang bersih tak bernoda lebih disukai. Beberapa Asagi tidak punya warna merah pada perutnya. Warna merah ini konon akan menjalar ke punggung dan menutupi warna biru sejalan dengan umur Asagi.

Asagi dengan bintik merah di kepalanya dina-makan Asagi-Menkaburi (Mask Covered). Lipatan sirip dada yang berwarna merah disebut sirip Shusui. Warna merahnya tidak akan tampak pada punggung. Kajo-Asagi (Dark blue Shusui) adalah Asagi yang warna badannya segelap warna badan koi hi-tam. Narumi-Asagi adalah yang mempunyai pola Narumi, yang menjadi ciri khas dari Asagi. Mizu-Asagi adalah koi yang mempunyai warna paling cerah di antara Asagi. Asagi-Sanke adalah koi yang mempunyai warna punggung biru pucat. Kepala dan bagian atas perutnya terdapat tanda merah, dan bagian bawah perutnya putih susu. Inilah Asagi yang benar-benar cantik.


7. Goshiki


Goshiki adalah Koi jenis Asagi yang mempunyai pattern warna merah.

8. Koromo



Koromo diberikan bagi keturunan Asagi dengan Kohaku atau peranakan dari Asagi dengan salah satu Sanshoku. Macam-macam Koromo adalah Ai-goromo (Blue-Koromo), Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo), Budo-Sanshoku, Koromo-Sanke, Koromo-Showa (Ai-Showa).

Ai-goromo adalah peranakan Asagi dengan Kohaku. Sisiknya yang berwarna merah mempunyai lingkaran tepi biru yang membuatnya tampak cantik.

Sumi-goromo adalah koi yang warna hitamnya seperti yang tampak pada bercak hitam Kohaku. Pada kepalanya juga terdapat warna hitam ini. Koi yang mempunyai sisik ungu berbentuk seperti dom-polan buah anggur diberi nama Budo-Sanshoku. Koi ini benar-benar indah. Koromo-Sanke merupakan peranakan dari perkimpoian Ai-goromo dan Taisho-Sanke. Tanda biru keluar pada bercak merah pada Taisho-Sanke. Koromo-Showa (Ai-Showa) adalah peranakan dari Ai-goromo dan Showa-Sanshoku. Tanda biru keluar dari bercak merah pada Showa-Sanshoku.

9. Hikarimuji



10. Hikariutsuri


Jenis Utsuri yang berwarna metalik, jenisnya meliputi:
Kin Showa- Showa metalik
Gin Shiro Utsuri- Shiro Utsuri metalik
Kin Ki Utsuri- Ki Utsuri metalik

11. Hikarimoyo



12. Kujaku



13. Kinginrin



Yang dimaksud dengan Kinginrin tidak lain adalah koi yang mempunyai tanda-tanda perak di badannya. Beta-gin untuk sebutan koi yang hanya sebagian besar badannya diselimuti warna perak ini, sedangkan yang keseluruhan. badannya berwarna perak dinamakan Tama-gin atau Platinum Ginrin.

Kinginrin-Kohaku adalah Kohaku yang ada unsur warna peraknya. Jika perak ini terdapat pada warna putihnya dinamakan Ginrin, sedang yang tampak pada warna merah dinamakan Kinrin. Umumnya warna perak ini tampak pada punggung-nya.

Kinginrin-Sanke adalah Sanke yang ada peraknya. Dulu warna perak yang tampak ini tidak di-| sukai, karena akan menyebabkan warna merah dan hitam menjadi pudar. Kini Ginrin-Sanke dengan warna merah dan hitam yang cerah malahan diter-nakkan. Kinginrin-Showa adalah Showa yang mem-punyai unsur warna perak, sedangkan Kinginrin-Bekko adalah Bekko yang mempunyai unsur warna I perak.

Hikarimono-Kinginrin adalah Hikarimono yang mempunyai unsur warna perak yang relatif masih baru. Platinum-Ogon dan Yamabuki-Ogon yang ada unsur peraknya merupakan ikan yang benar-benar menawan.


14. Tancho



Tancho adalah sebutan untuk koi yang pada sekujur badannya tak terdapat warna merah, tetapi pada kepalanya terdapat warna merah. Pada katagori varietas sudah banyak disebutkan macamnya seperti Tancho-Kohaku, Tancho-Sanke, dan Tancho-Showa.

15. Doitsu


Koi dengan sisik hanya dibagian punggung / sisi saja.
16. Shusui



Tahun 1910 Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman, dan menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya lembut. Punggungnya berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-dung, pipi, perut, dan lipatan siripnya berwarna merah terbakar.

Hana-Shusui adalah Shusui yang mempunyai tanda merah pada kulitnya yang biru di antara garis sisik di punggung dan perut. Hi-Shusui adalah Shusui yang warna merahnya cukup luas hingga menutup daerah punggung. Shusui yang berwarna kuning dengan daerah punggung berwarna hijau gelap hingga ungu diberi nama Ki-Shusui. Jika punggungnya mendekati kehitaman dan tidak ada- unsur warna hijau atau ungu, maka koi tersebut bernama Ki-Matsuba-Doitsu. Pearl Shusui diberikan untuk Shusui yang mempunyai sisik punggung yang berwarna keperakan.


17. Kumonryu



18. Kawarigoi





Kriteria Koi dan penilaiannya

Dari 16 kelompok ini, hanya 3 kelompok saja yang selalu memenangkan gelar Grand Champion, yaitu: Kohaku, Taisho Sanke dan Showa Sanshoku (terbanyak adalah Kohaku), sehingga ketiga kelompok ini disebut "Gosanke" / "Tiga Besar". Di bawah ini adalah kriteria pemilihannya:

Kriteria dalam memilih Kohaku yang baik:

Kohaku yang baik adalah kohaku memiliki warna putih seputih salju (tidak kecoklat2an atau kekuning2an).

Tanda Merah (Hi) yang lebih baik adalah yang gelap tetapi cerah.
Hi yang baik adalah yang tersebar diseluruh badan.
Hi yang besar lebih baik dari yang kecil.
Kohaku yang tidak terdapat / terkena Hi dikepalanya ("bald head" / kepala botak) kurang berharga.

Hi dikepala sebisa mungkin tidak melebihi mata, rahang dan pipi tetapi boleh mencapai hidung atau mata (asal tidak melebihi).
Kohaku yang memiliki Hi yang mencapai mulut disebut "Hanatsuki".
Kohaku yang memiliki Hi yang tersebar / memenuhi kepala / wajah disebut "Menkaburi".

Kohaku yang memiliki Hi yang terdapat di bibir / mulut disebut "Kuchibeni".
Dalam kasus dimana bentuk Hi dikepala tidak baik dan juga melebihi mata, tanda "Kuchibeni" diperlukan.
Tanda merah diperlukan ada didekat pangkal ekor, dan disebut "Ojime". Ojime paling tidak berjarak 1-2 cm dari pangkal ekor.
Corak bagian belakang, dekat ekor, kalau bisa easy looking (jangan terlalu besar).
Memiliki Kiwa yang tegas dan jelas, tidak blur atau ber-gradasi. (Kiwa adalah pertemuan antara 2 warna yang berbeda.)
Komposisi antara warna merah dan putih 70 : 30
Kohaku yang untuk kontes, jangan ada tompel merah di pipinya.
Jenis-jenis Kohaku:
Step Type, adalah kohaku yang memiliki pola berstep; 2 step (Nidan), 3 step (Sandan), 4 step (Yondan).
Straight Hi, adalah kohaku yang memiliki Hi tidak terputus dari kepala hingga ekor.
Lightning Hi, adalah kohaku yang memiliki Hi berpola seperti halilintar (Inazuma Kohaku)
Gotenzakura, adalah kohaku yang memiliki Hi berpola bulat2 (seperti buah Cherry) rapi dan simetris.
Maruten Kohaku, adalah kohaku yang memiliki Tancho (bulatan) di kepalanya.
Masih banyak lagi jenis2 kohaku yang lainnya seperti : Doitsu Kohaku, Kinzakura, Fuji Kohaku, Kanoko kohaku, Platinum Kohaku, Kinginrin Kohaku, dll. Tetapi untuk kontes (show), biasanya lebih disukai Tipe Step dan Inazuma, bahkan belakangan ini tipe Maruten kohaku juga mulai disukai untuk kontes. Tetapi penilaian ikan juga tidak terlepas dari nilai keseluruhan dari ikan ybs.
Kriteria dalam memilih Sanke yang baik:
Untuk warna putih seputih salju, merah semerah darah dan hitamnya pekat.
Merah di kepala sebisa mungkin tidak melewati mata, pipi, mulut bahkan kalau perlu jangan melewati hidung.
Sanke yang istimewa tidak memiliki sumi (hitam) dikepalanya.
Sumi diatas warna putih (Tsubo-Sumi) lebih disukai dibandingkan sumi diatas warna merah (Kasane-Sumi).
Komposisi antara warna merah, putih dan hitam adalah 70:20:10
Sirip dengan lebih sedikit strip (garis2 hitam) lebih elegan dibandingkan dengan yang lebih banyak strip.


Jenis-jenis Sanke:
Taisho Sanke.
Aka-Sanke; Taisho Sanke dengan warna merah (Hi) yang lebih dominan dan menyebar dari kepala ke ekor. Memang lebih impresif tapi kurang elegan.
Yamato-Nishiki; Taisho Sanke Hikarimoyo (metalik).
Fuji-Sanke: Taisho Sanke dengan memiliki aksen silver di kepalanya.
Kanoko Sanke, Doitsu Sanke, Kinginrin Sanke, Tancho Sanke, Koromo Sanke dan Sanke-Shusui.
Kriteria dalam memilih Showa yang baik:
Untuk warna putih seputih salju, merah semerah darah dan hitamnya pekat.
Pangkal sirip depan hitam (motoguro). Ingat hanya pangkalnya saja, Tidak putih semua atau hitam semua dan juga tidak ada stripe merah.
Diperlukan tanda Hi (merah) yang besar di kepala.
Diperlukan paling tidak 20% warna putih. Warna putih diperlukan pada kepala, pangkal ekor dan punggung.
Komposisi antara warna merah, putih dan hitam adalah 60:20:20
Sumi (Hitam) dikepala membagi Hi menjadi 2, lebih impresif lagi jika membentuk huruf V dan berpangkal di hidung.

Jenis-jenis Showa:
Showa Sanshoku.
Kindai Showa; Showa yang didominasi warna putih.
Hi Showa; Showa yang didominasi warna merah.
Boke Showa; Showa dengan sumi yang blur dan muda (abu2).
Kage Showa; Showa dengan bayangan potongan2 kecil sumi pada Hi atau warna putihnya.
Doitsu Showa, Kanoko-Showa, Koromo Showa, Showa Shusui, Kin Showa dan Gin Showa.

Perbedaan mendasar Sanke dan Showa:
Taisho Sanke tidak memiliki Sumi di kepalanya.
Sumi pada Taisho sanke hanya menyebar di punggungnya. Sumi pada Showa menyebar dihampir seluruh tubuhnya.
Sirip depan Taisho Sanke putih atau ber-strip, sedangkan Showa memiliki sumi pada pangkalnya (motoguro).

Penilaian lomba biasanya meliputi:
Figure / bentuk tubuh - Tulang belakang yang lurus dan lekuk tubuh yang "pas", Sirip yang indah, Bentuk kepala yang bagus, Panjang-tinggi-lebar yang seimbang/ proporsional.

Warna - warna harus cemerlang.

Patern/ pola - harus ber pola "well-balanced".

Kualitas - tidak dapat dijelaskan dengan kata2, tetapi dapat diketahui dengan pengalaman.

Elegan - koi yang gendut tidak proporsional/ terlalu buncit sangat tidak elegan. Bentuk dan besar dari pectoral fin sangat mempengaruhi ke-elegan-an seekor koi, begitupun cara berenangnya.

Imposing appearance - dalam suatu kasus apabila ada 2 ekor dengan nilai keindahan yang sama, maka koi yang lebih besar akan memiliki nilai "lebih".

Ikan koi import yg masih kanak-kanak




0 comments:

Kios Ikan Hias dan Aqurium "Uplixs-fish"

Menyediakan Aneka Ikan Hias & Aquarium beserta perlengkapannya
Alamat : Jln Raya Parung Panjang - Legok
Kp. Bungaok RT:03/02 Ds. Caringin Kec. Legok Kab. Tangerang
Depan Perumahan Griya Aster
Telp : 08521 5409943 atau (021) 95635240

0 komentar:

Budidaya ikan © 2008 Por *Templates para Você*